Kenapa Memilih Reksa Dana?

Kenapa Memilih Reksa Dana?

Tahu reksa dana? Sejak menikah, saya jadi melek investasi. Menjadi hal yang seru membandingkan satu investasi dengan investasi yang lain. Hingga akhirnya saya menemukan reksa dana sebagai jalur investasi yang saya pilih.

Sebenarnya ada dua pilihan yang berat, antara beli emas atau beli reksa dana. Tentu membeli keduanya jadi hal yang paling masuk akal. Tapi kalau uangnya hanya cukup buat milih salah satu gimana?

Lalu saya putuskan buat beli reksa dana saja. Selain gak perlu repot-repot pergi ke toko emas, membeli reksa dana juga bisa dilakukan dalam nominal yang kecil. Sekarang Rp 100,000 aja sudah bisa beli reksa dana.

Selain itu ada beberapa alasan lain mengapa saya memilih investasi ini. Btw, ngomongin emas jadi ingat postingan mbak Marlina yang satu ini, yuk baca dulu Investasi Saham untuk Pemula.

Alasan Memilih Reksa Dana

Berikut ini alasan yang saya ambil kenapa memutuskan untuk membeli reksa dana saja, bukan emas:

Jumlah Minimal Investasi yang Kecil

Seperti yang sudah saya singgung di atas, membeli reksa dana nominalnya lebih kecil dibandingkan emas. Berdasarkan data yang dikeluarkan PT. Aneka Tambang selaku produsen emas nasional terbesar di Indonesia, diketahui bahwa harga emas saat ini berkisar sekitar Rp835.000 per gram.

Artinya, untuk berinvestasi dalam bentuk emas, saya membutuhkan dana sekitar Rp800 ribuan, ini belum termasuk dengan biaya lain-lain kalau mau diukir sesuai keinginan.

Baca Juga:  Investasi Real Estat - Satu Rumus Sederhana

Return Lebih Besar dari Emas

Setiap investasi yang kita lakukan, kita pasti mengharapkan return yang tertinggi yang bisa kita dapatkan dari instrumen yang ada. Hal yang seperti ini sepertinya akan saya dapatkan dari reksa dana, karena menurut artikel yang saya baca return yang diberikan reksa dana jauh lebih tinggi daripada emas batangan.

Saya juga sempat membaca di Bloomberg, selama 5 tahun terakhir ini, return yang didapatkan obligasi lebih besar dibandingkan dengan return emas batangan.

Perbandingan yang diambil di sini adalah obligasi, sebab jika membandingkannya dengan saham, risikonya jauh berbeda sebab saham memiliki risiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan emas batangan.

Dari hasil perbandingan ini diketahui bahwa, return yang didapatkan emas cenderung lebih merosot atau stagnan, sementara return yang didapatkan obligasi mengalami peningkatan.

Diversifikasi Investasi

Dalam investasi emas, kita tidak akan menemukan diverisfikasi, hal ini akan menjadi resiko yang cukup besar selama kita melakukan investasi.

Istilah diversifikasi secara singkat bisa dianggap sebagai usaha penyebaran. Misalnya penyebaran investasi yang berguna untuk mengurangi terjadinya risiko keuangan.

Sedangkan reksa dana memiliki keunggulan dalam hal ini, di mana sejumlah dana yang kita punya akan ditanamkan pada beberapa jenis saham dan obligasi sekaligus, sehingga risikonya menjadi lebih rendah.

Kemudahan dalam Mengelola Investasi

Membeli reksa dana itu tidak rumit dan sulit. Apa lagi sekarang beli reksa dana bisa dilakukan via marketplace fintech, beda dengan jaman dulu yang harus mengrimkan bukti transfer via fax.

Baca Juga:  Pelajaran yang Dipetik Tentang Menjual Properti Investasi Pada Hipotek

Semua kegiatan di dalam investasi reksa dana juga dikelola langsung oleh manajer investasi yang profesional yang sudah ahli di bidangnya. Sehingga kita tidak perlu bersusah payah lagi untuk membaca pasar atau bahkan menganalisa berbagai perubahan yang terjadi di dalamnya.

Sebaliknya jika kita berinvestasi dalam bentuk emas, setidaknya saya harus memiliki keahlian dalam melakukan analisa pasar yang ada, karena semua keputusan investasi akan diambil langsung oleh saya sendiri.

Tak Ada Risiko Pemalsuan

Selalu ada risiko pemalsuan ketika membeli emas, baik itu yang dibeli dalam bentuk perhiasan maupun dalam bentuk batangan.

Namun risiko ini hampir tidak akan kita temukan pada reksa dana, karena investasi ini tidak memiliki bentuk fisik dan tidak mengalami perpindahan tangan sama sekali.

Proses jual beli reksadana juga dilakukan secara scriptless (tidak menggunakan sertifikat), sehingga risiko pemalsuannya benar-benar tidak ada.

Tidak Memiliki Risiko Hilang

Reksadana tidak memiliki wujud fisik, sehingga saya tidak perlu khawatir akan kehilangan investasi saya. Semua yang berhubungan dengan aset reksadana, baik itu bunga atau deviden, akan dikelola dan disimpan oleh bank kustodian langsung.

Jadi saya tidak perlu bingung dengan masalah keamanan terkait reksadana yang sudah saya beli.

Sedangkan emas memiliki wujud fisik, sehingga ketika saya membeli emas, saya akan memiliki risiko kehilangan atas investasi emas yang saya beli ini. Untuk itu, kita harus memiliki antisipasi yang baik dalam menjaga keamanannya setiap saat bukan?

Baca Juga:  Perbandingan Reksa Dana dan Saham yang Perlu Anda Ketahui

Tidak Butuh Biaya Penyimpanan

Saat berinvestasi dalam bentuk emas, saya harus memastikan keamanan aset tersebut selama 24 jam penuh. Sebagian besar orang akan memilih menggunakan untuk menggunakan Safe Deposit Box (SDB) yang ada di bank, karena menurut saya tempat tersebut tentu akan jauh lebih aman daripada di rumah.

Namun, menggunakan SDB tentu akan membuat saya jadi memiliki kewajiban untuk membayar biaya sewa yang tidak murah, setidaknya akan dikenakan biaya sebesar Rp500 ribu per tahunnya, itu juga masih dalam ukuran yang kecil.

Hal seperti ini tidak akan saya temui saat berinvestasi dalam bentuk reksadana, karena semua harta reksadana akan disimpan oleh bank kustodian.

Terkait dengan biayanya, fee bank kustodian ini akan dibayarkan langsung oleh semua pemegang reksadana, sehingga jumlahnya akan jauh lebih kecil dan pastinya ringan.